Senin, 02 September 2013

Bali Padukan OVOP dan Pariwisata

Badan Promosi Pariwisata Daerah Bali memadukan konsep one village one product (OVOP) dengan pariwisata untuk memberikan nilai tambah pada masing masing sektor serta meningkatkan lama tinggal wisatawan.

Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Bali, mengatakan gabungan kedua konsep itu diproyeksikan mampu memberikan nilai tambah untuk masing masing produk kerajinan asal Bali.

"Produk dari masing masing desa di Bali akan dikemas dengan destinasi desa wisata atau pariwisata berbasis komunitas", katanya. Sebagai contoh, kerajinan perak di Celuk, Kabupaten Gianyar, akan dipadukan konsep pariwisata dengan membentuk destinasi baru di kawasan itu. Untuk itu, tengah dibentuk bentuk promosi dengan menggandeng pemerintah, terutama dinas perdagangan dan industri setempat untuk memfinalisasi konsep itu.

Dengan berjalannya konsep itu, papar Sukawati, seluruh pelaku pariwisata yakin lama tinggal di Bali dapat dipertahankan pada angka tinggi. Saat ini, lama tinggal untuk wisatawan manca negara di Bali rata rata mencapai 8,5 hari sedangkan wisatawan domestik hanya 3,6 hari.

Konsep OVOP akan ditunjang dengan lima fokus divisi untuk mempromosikan pariwisata Bali baik ke dalam dan luar negeri. Fokus divisi itu antara lain sport tourism, MICE, kreatif, leisure dan silver.
Ngurah Wijaya, Dewan Penentu Kebijakan BPPD Bali, menjelaskan kelima fokus tersebut mencakup keseluruhan untuk mempromosikan Bali. Selama ini ada beberapa event besar semacam Bali Triathon yang digelar di pulau ini.

Untuk pasar MICE, lanjutnya, berkembang cukup baik dengan rata rata 20 persen hingga 25 persen penguasaan pasar pariwisata di Bali. Tercatat, rata rata hotel di Bali memiliki ruang pertemuan mulai dari kapasitas kecil hingga besar.

Sementara itu, data Bank Indonesia kantor Wilayah III Bali berdasarkan hasil survei Perilaku Wisatawan Mancanegara pada triwulan II/2013 mencatat pengeluaran wisman di Bali ada pada kisaran angka US$ 150,23. Adapun, wisatawan domestik mengeluarkan uang selama berwisata di Baliu sebesar Rp 635.000,-

Kepala Kantor Bank Indonesia Denpasar Dwi Pranoto mengatakan kontribusi sektor pariwisata hotel dan restoran di Bali masih berada pada angkat 29,83 persen, mengungguli pertanian dan jasa dengan masing masing menyumbang 17,20 persen dan 15,17 persen. Angka itu masih menjadikan sektor pariwisata sebagai penyangga perekonomian Bali.

Sumber Koran Bisnis Indonesia, 27 Agustus 2013

Read more ...